Friday, January 25, 2019

Datang ke Desa Tengaran ? Wajib Kunjungi tempat Ini !




Desa Tengaran merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten Semarang yang sebagian besar warganya adalah buruh pabrik. Di tengah hiruk pikuk aktivitas pabrik ada salah satu tempat dimana kita bisa mengekspresikan diri lewat seni, yaitu Sanggar Lukis Boodee.

Pada hari Sabtu, 12 Januari 2019, Tim 1 KKN UNDIP 2019 Desa Tengaran menyambangi Sanggar Lukis Boodee. Tim 1 KKN UNDIP 2019 Desa Tengaran mengikuti pelatihan melukis yang dipimpin langsung oleh Bapak Budiyono selaku pemimpin sanggar. Pelatihan melukis tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa KKN, tetapi juga dihadiri oleh anggota sanggar yang lain. Pada kesempatan kali ini, Bapak Budiyono mengajarkan teknik melukis gradasi dengan cara yang sederhana sehingga mudah diimplementasikan oleh pemula. Selain pelatihan melukis, Sanggar Lukis Boodee juga mengajarkan membatik, serta bertukar pikiran di bidang seni. Kita juga dapat melihat secara langsung dan membeli karya-karya dari Bapak Budiyono serta anggota sanggar.

Anggota dari Sanggar Lukis Boodee sangat beragam, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Anggota sanggar yang masih anak-anak difasilitasi untuk dapat menyalurkan kreatifitasnya di canvas lukis. Terkadang, beberapa karya dari anggotanya yang bagus akan dibeli untuk dijual kembali. Sedangkan, anggotanya dewasa dilatih untuk dapat menjadi guru seni dan dapat menyebarkan ilmu-ilmu yang telah diberikan.



Selain menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan kreatifitasya di bidang seni, Sanggar Lukis Boodee juga memproduksi alat alat lukis seperti cat, kuas, canvas dan cetakan. Produk yang dibuat merupakan karya dari masyarakat sekitar sanggar.

“Saya merasa sangat senang dapat mengikuti pelatihan ini, rasanya seperti kembali ke masa SD. Ilmu yang diberikan sangat berguna dan penyampaian beliau (Bapak Budiyono) mudah dipahami, sehingga tidak sulit untuk mengimplementasikannya secara langsung di canvas.”, ujar Febrian, salah seorang peserta KKN yang mengikuti pelatihan.

Bapak budiyono berharap dengan adanya Sanggar Lukis Boodee masyarakat dapat menyalurkan minat bakatnya di bidang seni. Selain itu, dengan melibatkan masyarakat sekitar, ilmu yang didapatkan dari senggar ini diharakan dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat Desa Tengaran.

Wednesday, January 23, 2019

Mengenal Dibalik Nama Desa Tengaran





Tengaran adalah salah satu Desa yang terletak di wilayah Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Lokasinya berada di Lereng Gunung Merbabu, di antara Boyolali dan Salatiga.
Nama Desa Tengaran sendiri konon berasal dari nama Ki Tengaran yang merupakan kepala Desa setempat pada masa dahulu kala. Tidak ada petilasan pasti atau prasasti tentang asal-usul nama desa ini. Cerita yang berkembang hanya dari mulut ke mulut.
Desa Tengaran ini awalnya bernama Desa Kaliwuru. Kepala Desa Kaliwuru ketika itu adalah Ki Tengaran.  Ki Tengaran ini adalah seorang yang terkenal sakti mandraguna. Ia sangat bijaksana tahu akan kebutuhan rakyatnya. Kehidupan masyarakat pada saat itu sangat tentram dan damai. Bila rakyatnya mendapat gangguan dari mana pun termasuk begal, rampok atau gangguan yang lain, Ki Tengaran akan tampil di depan membela rakyatnya.
Kesaktiannya dibuktikan ketika sebuah pusaka dari Kerjaan Singosari hilang, Ki Tengaran ini mampu menemukan. Dengan kesaktiannya, Ki Tengaran berhasil menemukan keris itu. Ki Tengaran berhasil merebut pusaka itu dari tangan pencuri yang bernama Ki Gologito dari Gunung Merbabu. Apa daya, ketika pusaka itu berada di tangan Ki Tengaran, lantas terjatuh ke tanah dan berubah menjadi ular ajaib yang besar dan dapat berbicara. Semakin lama, ular membesar. Ular berkata, ia itu tidak mau dikembalikan ke keraton.

Akhirnya Ki Tengaran memukul ular itu dengan senjata sodo lanang agar ular tidak membahayakan warga. Ular pun mati, dan konon tubuhnya meliuk-liuk dengan ukuran dua kilo meter. Posisi ular dari jembatan kembar Sungai Serang di sebelah timur sampai Dusun Poncol. Lidahnya menjulur menjadi sawah.,  
Atas kejadian itu, maka Ki Tengaran melaporkan ke pihak kerajaan yang mengadakan sayembara. Maka Sang Raja berjanji jika kelak Desa Kaliwuru itu menjadi ramai, maka dinamakan Desa Tengaran sesuai nama Ki Tengaran itu. Maka sejak itu nama desanya menjadi Desa Tengaran.
Sumber : Suara Merdeka